Kamis, 14 Oktober 2021

Menulis Semudah Ceplok Telor

Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume ke : 5
Tanggal : 13 Oktober 2021
Gelombang : 21
Tema : Menulis Semudah Ceplok Telur
Narasumber : Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H.


Alhamdulillah semoga puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya saya masih bisa mengikuti kegiatan pelatihan belajar menulis hari kelima ini dengan diawali sapaan Bapak Dail sebagai moderator dan dilanjutkan dengan salam hangat dari narasumber Ibu Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H dengan materi "Menulis Semudah Ceplok Telur".

Tema materi malam ini, Menulis Semudah Ceplok Telur, apakah memang benar menulis itu sangat mudah? Pertanyaan lugas ini berkali kali tergiang di dalam pikiran. Karena anggapan ini masih jauh dari bayangan saya. Selama ini saya beranggapan menulis adalah kegiatan yang memerlukan waktu khusus yang harus dipersiapkan dan dengan materi yang lengkap barulah saya dapat menulis. Tapi anggapan saya benar-benar dimentahkan oleh Ibu Lilis.
"Tuk byar... Telur di ketuk, langsung masuk penggorengan siap disajikan", ini perkataan Bu Lilis  *Beberapa buku yang ditulis sahabat literasi se-Indonesia, dan semudah ceplok telur*. Setiap penulis harus memiliki keunikan masing-masing hal ini juga disampaikan Bu Lilis dalam menjawab pertanyaan dari peserta.


Menurut Bu Lilis tema malam ini adalah motivasi menulis yang diberikan kepada siapa saja yang ingin menjadi penulis hebat dunia. Semoga saya juga dapat beranggapan menulis tidak sulit, menulis sangat mudah, semudah ceplok telur. Makanan yang sangat diminati dari mulai anak-anak hingga orang tua bahkan nenek dan kakek-kakek.


Saya pahami materi berikut nya.. ternyata benar agar kita dapat dikenang orang sepanjang hayat kita harus menghasilkan karya-karya yang dapat dinikmati dan memberikan manfaat bagi orang lain. Dengan menulis tentunya akan terukir nama kita pada karya tersebut semoga menjadi amal ibadah serta akan dikenang walaupun kita telah tiada.


Memang benar hadist ini dapat dijadikan alasan tepat untuk kita menulis, sebagai bukti nyata Al Qur'an masih dapat kita baca, pahami, bahkan kita amalkan karena pada zaman dahulu Wahyu yang berupa ayat-ayat yang disampaikan malaikat Jibril kepada nabi Muhammad, dicatat oleh para sahabat, kemudian lembaran-lembaran itu dikumpulkan dengan izin Allah menjadi kitab suci Al-Qur'an.




Bu Lilis mengatakan menulis pakai hati sehingga sampai kepada pembaca ungkapan hati kita, karena dengan hati yang bersih pikiran kita juga akan bersih dan menghasilkan karya-karya indah yang bisa dinikmati pembaca.

Ungkapan Bu Lilis " Menulis adalah berteriak pada dunia tanpa suara". Sungguh benar apa yang dikatakan Bu Lilis dengan menulis kita dapat menyampaikan ungkapan rasa, isi hati, perasaan yang tak dapat kita ungkapkan dengan kata-kata. Dapat berupa cerpen, pantun, puisi bahkan artikel yang memberikan informasi kepada pembacanya.

Pembelajaran malam ini menurut saya sangat bermakna penuh dengan motivasi untuk selalu menulis hingga terbiasa dengan  tulisan dan pada akhirnya menjadi seorang penulis yang handal.

Terima kasih kepada Bu Lilis atas motivasi berharga ini dan telah berkenan menjadi narasumber semoga kedepannya saya dapat menghasilkan karya-karya yang dapat memberikan manfaat bagi orang banyak...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar